Sunday, April 20, 2008

Antara R.A Kartini, Butet, Dewi Persik dan JuPe

Hari ini kita memperingati Hari jadi ibu kita Kartini yang merupakan pelopor pejuang wanita untuk keluar dari kegelapan (Oow, pasti dulu belum ada lampu ya?). Dengan caranya yang elegan, R.A Kartini berhasil membawa babakan baru bagi kaum wanita untuk duduk sejajar dengan pria diberbagai bidang dan kesempatan yang sama tanpa melupakan kodratnya sebagai seorang wanita.

Baik, itu mungkin sudah terjadi berpuluh-puluh tahun yang lalu. Mungkin ada sebagain dari anda yang berkata 'Cape deeeeeee.. dengernya." karena sudah tau cerita lengkap R.A Kartini dimata pelajaran sejarah sejak jaman SD dulu ampe SMA. Ok, mari kita lihat Kartini modern yang hidup dijaman kita sekarang.

Saat membaca profil Butet Manurung pertama kali disebuah majalah bulanan ibu kota, saya sempat ternganga heran dan salut abis akan sepak terjang wanita batak kelahiran Jakarta ini. Salut abis....!! Disaat gadis-gadis muda berduyun-duyun kekota untuk mencari peradaban (lha...emang peradabannya hilang kemana?) Butet malah memutuskan untuk tinggal selama 9 bulan dipedalaman Jambi nun jauh di Pulau Sumatra sana, hanya karena ingin mengajarkan mereka Orang Rimba (sebutan bagi suku anak dalam yang masih primitif kehidupannya) membaca, menulis dan berhitung dalam bahasa ibu mereka. Tujuan mbak Butet ini tidak lain, agar orang rimba tidak lagi dibodoh-bodohi saat menandatangani kontrak oleh pihak yang ingin mengambil tanah mereka dengan 1001 alasan dibalik illegal logging. Usahanya memang tidak sia-sia, walaupun sempat dihalang-halangi dan diintimadisi pada awalnya baik dari pemerintah setempat bahkan Orang Rimbanya sendiri, tapi karena dorongan nurani dan konsistensi yang berakar dalam dirinya, maka akhirnya kini anak-anak orang rimba tidak lagi buta huruf. Bahkan Butet telah menjadikan beberapa di antara mereka sebagai guru pengganti dirinya untuk meneruskan perjuangan mengeluarkan suku terasing ini dari jurang kebodohan dan kemiskinan.

Nah itu tadi contoh nyata Kartini masa kini yang menunjukkan eksistensi dirinya dengan melakukan suatu hal yang berguna bagi kemaslahatan orang banyak. Lalu apa kaitannya dengan R.A Kartini dan Butet Manurung dengan wanita-wanita kontroversial semacam Dewi Persik dan Julia Perez?

Dua tokoh yang saya sebutkan pertama adalah wanita2 yang sangat berdedikasi mengangkat harkat wanita, tidak hanya dimata publik secara nasional, bahkan dunia internasional. Sedangkan dua wanita terakhir malah kebalikannya, mereka malah kembali memuramkan harkat dan martabat wanita dengan cara murahan, mempertontonkan tubuh mengumbar aurat. Dengan dalih seni, kebebasan berekpresi dan hak asasi blah..blah..blah, mereka dengan gamblangnya mempertontonkan kemolekan tubuh plus pemikiran cetek mereka yang hanya memikirkan keuntungan popularitas semata, mencari sensasi untuk meningkatkan daya jual diri (dirinya emang dijual berapa neng….?).

Dewi Persik contohnya, goyang gergajinya yang kontroversial serta penampilannya yang terlalu sexy (yang sebagian besar hanya ditutupi pakaian minim bahan dan beberapa kali melorot saat beraksi di atas panggung), sontak membuat pergunjingan dimasyarakat dan akhirnya berbuah pencekalan manggung dibeberapa daerah. Saya kadang berpikir, apakah Dewi Persik tidak sadar dengan berbagai kecaman dan cekalan yang dialamatkan kepadanya, juga perkawinannya yang berbuah perceraian gara-gara cara pakaiannya ditambah towelan usil pada maaf, buah dadanya beberapa waktu lalu? Apakah wanita belia cantik ini tidak mengambil hikmah atas apa yang terjadi pada dirinya? Contoh apa yang ingin ditunjukkan kepada bangsa ini, kalau goyangan gergajinya belum apa-apa sudah mengundang nafsu syahwat lelaki yang menontonnya? Lalu apa bedanya dong Dewi Persik dengan 3 PSK yang tertangkap disebuah karaoke di Surabaya karena goyang mak erotnya (eh, salah, maksudnya goyang erotis mak)? Apa juga dia tau, goyangannya telah menginspirasi timbulnya penyanyi goyang ca'doleng-doleng (bugis: bergoyang-goyang menggelantung, yang dialamatkan pada buah dada penyanyinya) diBone, Sulawesi Selatan yang ditonton tidak hanya oleh orang dewasa tetapi juga oleh anak-anak yang masih bau kencur dan belum ngerti apa itu maksudnya erotisme? Hayo, siapa yang mau bertanggung jawab atas terkikisnya moral generasi penerus kita ini? Jawabnya ada dinurani Anda sendiri. Kalau saya sudah jelas, jika PSK dan penyanyi ca'doleng-doleng harus berurusan dengan Kepolisian karena praktek asusila, maka harusnya Dewi Persik juga dong?! Itu baru fair!

Kini kita beralih pada Julia Perez. Sebenarnya nama Julia Perez juga saya jarang-jarang amat dengar, wong saya paling ogah nonton infotaiment dan sinetron indo (emang Julia Perez aslinya apa sih? Penyanyi? Penari? Pemaen sinetron? Ataukah Model?). Saya tahunya saat mendengar cerita teman saya yang sudah menyaksikan acara hiburan yang ada penampilan sexy abisnya jupe. Berikutnya, baru tadi pagi saat melihat berita seputar kontroversi launching lagu yang disertai dengan bonus kondom dalam album perdananya. Diwawancarai secara terpisah, Julia Perez yang akrab disapa Jupe secara terbata-bata (kok kepiawaiannya mempertontonkan tubuh tidak sejalan dengan kemampuan lidahnya menjawab pertanyaan2 presenter TV dan pemirsa ya?) berdalih bahwa penyertaan kondom didalam bungkus CD & DVD-nya itu adalah salah satu bentuk kampanye mengurangi penyebaran HIV/AIDS dikalangan generasi muda. Ditempat lain, Menteri Pemberdayaan Perempuan ibu Meutia Hatta tidak membenarkan apa yang dilakukan Jupe beserta managemennya, selain itu menurut putri almarhum mantan presiden pertama Indonesia ini, Jupe juga terbukti tidak mengadakan koordinasi dengan badan atau lembaga manapun yang bergerak dibidang pemberantasan PMS ataupun HIV/AIDS, nah lho!!!!

Lagian nih, kalu mau ditelusuri lebih lanjut, apa hubungannya judul album Kamasutra dengan pemberantasan HIV ya?. Bukannya Kamasutra itu secara harfiahnya berarti seni bercinta kuno ala India? Jadi judul Kamasutra digabung dengan kondom, apa bukan berarti let’s have free sex sambil mendengarkan lagunya Julia Perez yang mendesah-desah kayak cacing kepanasan!!!

Haduh, Jupe...Jupe..., mo jadi artis terkenal kok caranya aneh-aneh aja!

Tiba-tiba jadi inget dulu bahan ejekan buat teman yang suka nyanyi tapi suaranya pas-pasan. Kalo gak salah kayak gini ”Hindari kaset dan Cdnya!!!!. Tapi khusus buat Jupe perlu ditambah, lengkapnya seperti ini ”Hindari kaset dan Cdnya, berbahaya buat telinga juga kantong apalagi alat kelamin”.