Tuesday, December 2, 2008

What is Epilepsy, Dear?


(Epilepsy Band; Pic taken from here)

Pernah dengar tentang penyakit epilepsi gak? Itu lho, kalo anda pernah ngelihat seseorang yang tiba-tiba saja kejang-kejang tanpa sebab, trus dari mulut keluar busa, gerakan gak terkontrol kemana-mana mirip lagi breakdance, malahan kadang dikira lagi kesurupan jin kurang kerjaan ***Mbah dukun lagi merapal mantra***
Btw, pernah lihat? Atau pernah langsung mengalaminya sendiri? Nah.....bisa jadi itu adalah tanda dan gejala dari penyakit yang disebut epilepsi.

Ok, apa sih itu epilepsi & bagaimana bisa terjadi?
Epilepsi sampai sekarang masih dianggap negatif oleh banyak orang awam. Penyandang "Epilepsi" sering dijauhi oleh teman dan warga sekitarnya. Melihat seorang yang tiba-tiba jatuh dan kejang-kejang, bukannya menolong reaksi awal kebanyakan orang justru menjauhinya. Mereka takut menyentuhnya apalagi membantunya sebab takut ketularan. Ini adalah sikap yang tidak bijaksana, sebab "Epilepsi" yang lebih dikenal sebagai penyakit 'ayan' sebanrnya adalah penyakit yang sangat jelas tidak menular!!! Ingat sekali lagi.....TIDAK MENULAR!!! **teriak-teriak pake corong**

Epilepsi bukan disebabkan oleh kuman atau bakteri. Penyakit ini merupakan gangguan mendadak dan sesaat pada sistem syaraf otak, terjadi akibat aktivitas listrik berlebihan dari kelompok sel neuron di otak. Penyebab sel-sel itu menjadi terlalu aktif belum diketahui secara pasti. Tetapi yang pasti gangguan Epilepsi dapat diredam. Epilepsi bukan hambatan untuk meraih kesuksesan seperti dibuktikan oleh banyak penyandang epilepsi yang telah mengukir kemasyhuran di berbagai bidang, antara lain : Alexander the Great, Alfred Nobel, Napoleon Bonaparte, Peter Tchaikovsky dan Vincent Van Gogh. Masyarakat umum hendaknya bersikap wajar menghadapi anggota masyarakat yang kebetulan cenderung mendapat serangan epilepsi.

Penyebab Epilepsi:
Penyebab epilepsi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu epilepsi idiopatik (tidak diketahui penyebabnya) dan epilepsi simtomatik (peyebab diketahui, misalnya tumor otak, pasca trauma otak, pasca meningitis). Pengaruh faktor genetik atau herediter memang ada tetapi kecil, biasanya termasuk pada yang idiopatik.

Jenis-Jenis Epilepsi:
Manifestasi serangan berbeda-beda, tergantung pada fungsi otak mana yang terganggu :

A. Epilepsi Umum
1. Petit Mal (Absence)
Gangguan kesadaran secara mendadak. Penyandang diam tanpa reaksi (bengong) seperti melamun, kemudian setelah beberapa detik kembali melanjutkan kegiatannya kembali seperti semula.
2. Grand Mal.
Diawali dengan teriakan melengking (epileptic cry), lalu kehilangan kesadaran kemudian jatuh kejang-kejang seperti sedang "break dance", air liur berbusa dan napas mengorok
3. Myoklonik
Terjadi kontraksi singkat dari satu, sekelompok, atau beberapa kelompok otot. Bervariasi dari yang tidak terlihat, sampai sentakan hebat. Mengakibatkan misalnya, mendadak jatuh, atau melontarkan benda yang sedang dipegang.

B. Epilepsi Parsial
1. Sederhana (tanpa gangguan kesadaran)
Umumnya, berupa kejang-kejang dan kadang-kadang kesemutan atau rasa kebal pada satu tempat. Berlangsung beberapa menit/jam. Bila serangan hanya terjadi di satu lokasi dan berlangsung beberapa saat, disebut Parsialis Kontinua
2. Kompleks (disertai gangguan kesadaran)
Diawali dengan Parsial Sederhana, penderita seperi bermimpi, dan daya ingatnya terganggu, halusinasi, atau kosong pikiran seringkali diikuti oleh otomatisme. Misalnya, mengulang-ulang ucapan, melamun, atau berlari-lari tanpa tujuan
3. Umum Sekunder
Perkembangan dari parsial sederhana atau kompleks menjadi umum.

Diagnosis Epilepsi
Untuk menegakkan diagnosa epilepsi biasanya dokter akan melakukan wawancara (anamnesis), pemeriksaan fisis maupun pemeriksaan penunjang seperti EEG, CTScan, MRI dll.

Hubungan Epilepsi dengan Keturunan dan Pekerjaan
Pada epilepsi yang disebabkan oleh kumpulan gejala sebagai akibat dari berbagai penyakit, tidak akan diturunkan kepada anak-anaknya. Sebagai contoh : epilepsi yang timbul sebagai akibat cedera otak karena kecelakaan, tidak akan diturunkan kepada anak-anaknya. Pada epilepsi yang penyebabnya tidak diketahui (epilepsi idiopatic), faktor keturunan pada penyandang epilepsi adalah kecil, kurang dari 5%. Yang diturunkan bukan epilepsinya, tetapi ambang rangsang kejang atau serangan yang rendah yang diturunkan. Namun bila kedua pasangan adalah penyandang epilepsi, maka resiko untuk mendapatkan anak dengan epilepsi menjadi lebih besar. Adalah bijaksana untuk konsultasi pada dokter sebelum hamil.

Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan oleh penyandang epilepsi bergantung pada jenis epilepsinya dan sejauh mana serangannya dapat dikendalikan. Hal yang perlu diperhatikan adalah keselamatan kerja bagi penyandang epilepsi dan orang lain bila mendapat serangan. Sebagian besar dapat dilakukan oleh penyandang epilepsi seperti pekerja tangan, guru, pekerja sosial, peneliti, penerjemah, olahragawan, pekerja kantor, ilmuwan. Beberapa pembatas kerja bagi penyandang epilepsi adalah sebagai tentara, polisi, pengemudi kendaraan umum (supir bis, pilot, masinis), pemadam kebakaran, bekerja dengan mesin putar, berhubungan dengan alat listrik tegangan tinggi, pekerja bangunan tinggi, operator alat pemanas atau alat yg mudah pecah. Yang utama bagi penyandang epilepsi adalah merencanakan pendidikannya sesuai dengan bakat dan keinginannya tetapi dengan mempertimbangkan pada beberapa pekerjaan yang mengandung resiko membahayakan dirinya atau orang lain bila mendapat serangan.

Pengobatan Epilepsi
Meskipun tidak dapat disembuhkan secara total, epilepsi dapat dikontrol sehingga serangan dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Penyandang epilepsi dianjurkan untuk secepatnya menghubungi dokter dan mengikuti nasehat serta secara disiplin minum obat yang diberikan.

Pengobatan mutakhir dengan antiepilepsi memungkinkan banyak penyandang epilepsi menikmati hidup secara utuh, produktif, dan mandiri. Sesungguhnya, banyak penyandang epilepsi dari semua jenis epilepsi dapat dikendalikan secara baik bila diberi pengobatan dengan obat antiepilepsi yang sesuai. Memilih obat yang tepat bagi seorang penyandang epilepsi bukanlah hal yang mudah. Dokter harus mempertimbangkan beberapa faktor pada setiap penderita, jenis serangan, umur, jenis kelamin, kondisi tubuh, berat badan dan respons masing-masing orang terhadap pengobatan yang diberikan. Dibutuhkan waktu sebelum seorang dokter menentukan jumlah dan jadwal pengobatan yang dapat menghasilkan respons terbaik dengan efek samping paling sedikit.

Pengobatan epilepsi adalah pengobatan jangka panjang. Penderita akan diberikan obat antikonvulsan atau antiepileptic untuk mengatasi kejang sesuai dengan jenis serangan. Operasi, diet (terutama pada anak), atau stimulasi elektris pada saraf vagus ( saraf utama yang menuju ke otak), bisa menjadi option jika pengobatan dengan obat-obat antiepliptic dan antikonvulsi gagal untuk mengontrol kejang. Tujuan utama dari treatment ini adalah menghentikan kejang tanpa menimbulkan efek samping dari obat yang dikonsumsi.Penggunaan obat dalam waktu yang lama biasanya akan menyebabkan masalah dalam kepatuhan minum obat (compliance) serta beberapa efek samping yang mungkin timbul seperti pertumbuhan gusi, mengantuk, hiperaktif, sakit kepala, migrain, gangguan vestibular (keseimbangan) dll.

Sesudah suatu jadwal pengobatan dibuat, penting bagi penderita agar meminum obat dalam jumlah dan pada waktu yang telah ditentukan oleh dokter. Bila sesuai dengan petunjuk, maka pengobatan tersebut akan benar-benar menghilangkan serangan selama berbulan-bulan. Hal ini bukan berarti epilepsi telah disembuhkan. Penderita tidak boleh berhenti meminum obat atau mengurangi jumlahnya tanpa anjuran dokter.

Pertolongan Pertama Untuk Epilepsi
Bila Anda kebetulan berdekatan atau mendapati penderita epilepsi yang sedang mengalami kejang-kejang, maka yang dapat Anda lakukan adalah :
  • Hindarkan benturan kepala atau bagian tubuh lainnya dari bendar keras, tajam atau panas. Jauhkan ia dari tempat / benda berbahaya.
  • Longgarkan bajunya. Bila mungkin, miringkan kepalanya kesamping untuk mencegah lidahnya menutupi jalan pernapasan.
  • Biarkan kejang berlangsung. Jangan memasukkan benda keras diantara giginya, karena dapat mengakibatkan gigi patah. Untuk mencegah gigi klien melukai lidah, dapat diselipkan kain lunak disela mulut penderita tapi jangan sampai menutupi jalan pernapasannya.
  • Penderita akan bingung atau mengantuk setelah kejang terjadi. Beri penderita minum , untuk mengembalikan energi yg hilang selama kejang dan biarkan penderita beristirahat.
  • Laporkan adanya serangan pada kerabat terdekatnya. Ini penting untuk pemberian pengobatan oleh dokter.
  • Ajarkan penderita untuk mengenali tanda2 awal munculnya epilepsi atau yg biasa disebut "aura". Aura ini bisa ditandai dengan sensasi aneh seperti perasaan bingung, melayang2, tidak fokus pada aktivitas, mengantuk, dan mendengar bunyi yang melengking di telinga. Jika Penderita mulai merasakan aura, maka sebaiknya berhenti melakukan aktivitas apapun pada saat itu dan anjurkan untuk langsung beristirahat atau tidur.
  • Bila serangan berulang-ulang dalam waktu singkat atau penyandang terluka berat, bawa ia ke dokter atau rumah sakit terdekat.
Nah itu deh, rangkuman tentang epilepsi yang Aya ambil dari beberapa sumber di internet. Karena saat ini fokus penelitian Aya berkutat tentang Epilepsi dan support dari keluarga terhadap penderita epilepsi, maka jika Anda tertarik untuk tahu lebih banyak tentang penanganan epilepsi baik itu dengan bantuan medis maupun non medis, bisa menghubungi Aya via email Aya. Atau jika Anda punya kerabat atau kenalan yang menderita epilepsi mungkin bisa share pengalamannya ke Aya. Jangan khawatir, identitas Anda akan Aya rahasiain. Promise!

Sources: